Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meluncurkan Sekretariat Global Blended Finance Alliance (GBFA) dan melakukan penandatanganan Letter of Intent (LOI) dengan sejumlah pihak di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5).
GBFA G20 Bali merupakan sebuah organisasi internasional yang dipelopori oleh negara berkembang, termasuk Indonesia yang merupakan representasi Asia pada sistem Bretton Woods bagi komunitas global untuk mendukung percepatan investasi dalam aksi iklim dan SDGs.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan komitmen teguh untuk memperjuangkan blended finance dalam proses G20 mencerminkan visi Indonesia untuk mewujudkan kemakmuran seluruh dunia.
Ia pun menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Jokowi khususnya terhadap inisiatif Indonesia dalam G20 Bali GBFA.
“Saat ini telah digunakan mekanisme blended finance di South-South Cooperation untuk memperkuat pelaksanaan program strategis nasional, seperti di bidang kehutanan, transisi energi, dan generator turbin gas,” jelas Luhut.
Ia menjelaskan hasil dari Deklarasi Pemimpin G20 Bali, GBFA mewakili inisiatif inovatif untuk menerapkan prinsip-prinsip blended finance G20.
Hal ini guna menyalurkan blended finance untuk mendukung transisi ramah lingkungan bagi negara-negara berkembang dan negara-negara kepulauan, serta South-South Cooperation.
Melalui GBFA Bali, kata Luhut, South-South Cooperation dapat memanfaatkan kekuatan dari beragam komunitas untuk mendorong kemajuan menuju tujuan bersama dengan memupuk kolaborasi dan solidaritas antar negara.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh negara anggota, khususnya kepada UEA, Fiji, Perancis, Sri Lanka, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Luksemburg, dan Kanada yang hari ini bergabung sebagai calon anggota pendiri.
“Kami mengundang negara-negara untuk secara inklusif menyusun roadmap menuju organisasi internasional dan kerja sama yang konkret,” imbuh Luhut.
Adapun negara anggota pendiri yang menandatangani LOI antara lain Kanada, Republik Demokratik Kongo, Fiji, Perancis, Kenya, Luksemburg, Sri Lanka, UEA, dengan negara tuan rumah Indonesia.
Dipimpin oleh Mari Elka Pangestu, Presidential Special Envoy for Climate Finance, Sekretariat GBFA G20 Bali yang berkantor pusat di Kawasan Ekonomi Khusus Sanur akan dikoordinasikan di bawah Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI.
Sekretariat telah menyelenggarakan Tri Hita Karana Forum – World Economic Forum G20 Bali Global Blended Finance Alliance Dialog sebelum World Water Forum mengenai transisi energi yang adil, hutan, ekonomi biru termasuk hutan bakau dan lamun, infrastruktur, pariwisata, dan kesehatan.
Peluncuran dan penandatanganan LOI GBFA G20 Bali dihadiri oleh delapan negara anggota pendiri dengan tiga perwakilan negara G20, financial hub, negara kepulauan, dan negara-negara Afrika.
(mrh/sfr)