Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana memasukkan program budi daya ikan nila salin atau nilai air payau ini dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 apabila hasilnya menjanjikan.
Jokowi pun mengaku akan meminta presiden terpilih Prabowo Subianto untuk merealisasikan mimpi dan rencana pembangunan 78 ribu hektare tambak ikan nila salin yang tersebar dari Serang hingga Banyuwangi.
Soal anggaran, Jokowi menyebut program tersebut membutuhkan anggaran Rp13 triliun.
“Kalau memang sangat feasible, ini akan saya siapkan di APBN 2025 dan 2026. Dan saya akan bisikin kepada pemerintahan baru, oleh presiden terpilih, agar mimpi besar ini betul-betul bisa direalisasikan,” kata Jokowi di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya, Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/5).
Jokowi juga menyoroti permintaan ikan nila salin di pasar dunia yang sangat besar. Pada 2024 misalnya, nilai pasarnya mencapai US$14,4 miliar atau setara dengan Rp230 triliun.
“Tahun 2024 saja US$14,4 miliar, berarti kurang lebih Rp230-an triliun. Sangat gede sekali. Oleh sebab itu, besarnya permintaan ini harus kita manfaatkan,” imbuhnya.
Kemudian pada 2034, Jokowi menyebut proyeksi nilai pasar akan meningkat menjadi sebesar US$23,02 miliar. Maka, permintaan itu menurutnya harus dimanfaatkan Indonesia sebaik-baiknya lewat modeling tambak budi daya skala kecil terlebih dahulu.
“Tambak udang sudah tidak mungkin lagi, dan yang paling mungkin sekarang ini adalah ikan nila dipakai utk tambak ikan nila, yang memiliki demand pasar dunia yang sangat besar sekali,” ujar Jokowi.
(khr/pta)