Jakarta, CNN Indonesia

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa cadangan devisa Indonesia lebih dari cukup dari standar ukuran nasional; setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor.

Cadangan itu katanya, juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Cadangan devisa kami itu jauh lebih tinggi dari ukuran IMF (International Monetary Fund). Sehingga ‘kenapa penurunan cadangan devisa?’, enggak usah gundah gulana, enggak usah insecure, ya memang wajarnya gitu,” tutur Perry dalam media briefing di Gedung Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perry menjelaskan bahwa cadangan devisa merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter dalam menstabilkan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, cadangan devisa akan naik pada saat terjadi inflow dan surplus neraca perdagangan.

Namun sebaliknya, cadangan devisa akan turun saat terjadi outflow dan saat lembaganya melakukan stabilitasasi nilai tukar.

“Memang kita kumpulkan waktu panen, sekarang terjadi outflow ya turun, tapi kami pastikan stoknya itu jauh lebih dari cukup dari yang kita perlukan,” tegasnya.

Untuk menaikkan cadangan devisa, BI mengambil langkah untuk mengerek suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 23-24 April silam.

“Singkatnya, kami memperkirakan bahwa cadangan devisa akan kembali naik, yaitu dengan langkah kebijakan kemarin dan terjadi dari inflow, meskipun kami tahu bahwa ini nanti di triwulan II ini ada beberapa kenaikan demand, ya, baik dari korporasi maupun yang lain,” jelas Perry.

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada April 2024 sebesar US$136,2 miliar. Angka ini turun dibandingkan posisi pada Maret 2024, yakni sebesar US$140,4 miliar.

Namun, posisi cadangan devisa ini dinilai aman. Sebab, cadangan ini setara dengan pembiayaan 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Penurunan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global juga turut mengikis cadangan devisa.

[Gambas:Video CNN]

(del/agt)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *