Jakarta, CNN Indonesia

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yakin rupiah akan bangkit dari Rp16 ribu terhadap dolar AS lebih cepat dari perkiraan.

Menurutnya, penguatan nilai tukar rupiah didukung oleh perkembangan ekonomi dalam negeri yang lebih baik dari perkiraan usai keputusan BI menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 23-24 April silam.

“Dengan perkembangan-perkembangan itu, tentu saja nilai tukar kita perkirakan akan menguat lebih cepat dari perkiraan,” ujar Perry dalam media briefing di Gedung Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun mengatakan pihaknya sedang mengupayakan untuk menurunkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di bawah Rp16 ribu.

“Nilai tukar rupiah waktu itu kita mengambil keputusan kebijakan moneter, RDG, itu kan sekitar Rp16.300-an, sekarang sekitar Rp16 ribuan, dan kita sedang upayakan akan turun di bawah Rp16 ribu,” lanjutnya.

Perry percaya nilai tukar rupiah akan terus menguat dan stabil sesuai fundamental dengan empat alasan. Pertama, menariknya imbal hasil atau yield differential karena kenaikan BI Rate dan suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Kedua, premi risiko yang menurun.

“Premi risiko yang turun itu juga perkembangannya, Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun per 7 Mei itu turun menjadi 69,9 (basis point/bps). Sebelumnya di atas 70 (bps),” jelas dia.

Ketiga, prospek ekonomi yang lebih baik. Keempat, komitmen BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Keempat faktor itu mendukung penguatan nilai tukar rupiah, dan mestinya nilai tukar ini kami sedang upayakan agar turun di bawah Rp16 ribu,” tutur Perry lebih lanjut.

Perkembangan ekonomi yang membaik dapat dilihat dari aliran masuk modal asing ke SRBI mencapai sebesar Rp19,77 triliun semenjak RDG April silam. Ia merinci aliran masuk modal asing ke SRBI sebesar Rp16,19 triliun pada pekan pertama dan Rp3,58 triliun pada pekan kedua.

Sementara untuk Surat Berharga Nasional (SBN), terjadi inflow sebesar Rp8,1 triliun yang terdiri dari Rp5,74 triliun pada pekan pertama dan Rp2,36 triliun pada pekan kedua Mei 2024.

[Gambas:Video CNN]

“Ini membuktikan bahwa respon kebijakan, kebaikan BI Rate, maupun kenaikan suku bunga SRBI itu memang berhasil menarik masuk aliran modal asing yang pada minggu-minggu berikutnya, khususnya sejak menjelang Ramadan (dan) Idulfitri itu terjadi outflow,” jelas dia.

“Jadi, membuktikan ini pasar (dan) investor dalam dan luar negeri itu menyambut baik keputusan kenaikan BI Rate dan juga kenaikan SRBI tadi. Ini sesuai dengan arah kita, bahkan perkembangannya lebih baik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Perry juga memperkirakan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) akan turun satu kali pada Desember 2024. Ia mencatat yield US Treasury dalam 10 tahun turun ke level 4,51 persen dan dalam 5 tahun turun ke 4,9 persen.

Selain itu, perkembangan setelah RDG bulan lalu juga menunjukkan dolar indeks melemah ke level 105,4 dari 106,3 per Selasa (7/5).

(del/agt)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *