Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengimbau investor untuk masuk ke industri antara, yakni sektor yang berada di antara hulu dan hilir. Industri ini memproduksi barang setengah jadi ini.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan ada banyak fasilitas fiskal yang bisa diberikan kepada investor jika masuk ke industri intermediate ini.
“Kami tentu berharap bahwa investasi terutama diarahkan pada industri pionir yang diharapkan bisa membantu memproduksi barang-barang yang selama ini diimpor,” katanya dalam konferensi pers, Senin (29/4).
Febri menjelaskan industri terbagi atas tiga, yakni hulu, tengah atau intermediate atau antara, dan hilir. Selama ini katanya investasi cenderung masuk ke industri hulu dan hilir. Sedangkan investasi ke industri intermediate atau antara masih kurang.
“Misalnya industri hulu kita produksi terus diekspor. Ekspornya diolah di negara lain, terus kemudian dibawa lagi ke Indonesia jadi bahan baku industri yang di hilir,” katanya.
“Makanya kita butuh industri yang intermediate ini. Ini kita bilang industri pionir, yang bolong-bolong di pohon industri,” katanya.
Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi Indonesia pada kuartal I 2024 mencapai Rp401,5 triliun.
Secara sektoral, industri infrastruktur dan jasa menguasai investasi periode ini dengan nilai sebesar Rp169,2 triliun. Kemudian, industri manufaktur sebesar Rp161,1 triliun dan industri primer sebesar Rp71,2 triliun.
Realisasi investasi tersebut terdiri atas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp197,1 triliun atau 49,1 persen dari total investasi pada kuartal-I 2024. Selanjutnya, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp204,4 triliun atau 50,9 persen dari total investasi kuartal I-2024.
(fby/pta)