Jakarta, CNN Indonesia

Rilis resmi menunjukkan bahwa ekspor China bulan lalu anjlok lebih dari perkiraan, yang menjadi pertanda negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut masih berjuang mempertahankan pemulihan pasca-pandemi.

Pengiriman ekspor merosot 7,5 persen dibandingkan tahun lalu, sementara impor menyusut 1,9 persen, berdasarkan data Bea Cukai China.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya Survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan ekspor akan turun hanya 1,9 persen dan impor akan naik satu persen.

Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, menyebut kemerosotan ini disebabkan bulan Maret 2024 memiliki dua hari kerja lebih sedikit dibandingkan bulan Maret 2023.

“Efek hari kerja mendistorsi gambaran tersebut, seperti yang sering terjadi pada kuartal pertama karena hari libur China,” ujar Zhang. 

Dia menambahkan bahwa membandingkan perdagangan China pada kuartal pertama tahun ini dan bukan secara bulanan akan menunjukkan gambaran yang lebih masuk akal.

Pemerintah China berupaya untuk memperkuat pertumbuhan yang sempat melambat karena permintaan global terus menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

China juga sedang berjuang melawan berbagai permasalahan dalam negeri, mulai dari sektor properti yang terlilit utang, hingga tingginya angka pengangguran kaum muda dan rendahnya konsumsi.

Harga konsumen nyaris jatuh ke wilayah deflasi pada bulan lalu, menjadi satu-satunya titik terang bagi para pengambil kebijakan.

Beijing telah menetapkan target pertumbuhan PDB tahunan sekitar lima persen untuk tahun ini, dan angka pertumbuhan triwulanan diperkirakan akan dirilis dalam beberapa hari ke depan.

(vws)


[Gambas:Video CNN]





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *