Jakarta, CNN Indonesia

Singapura kini tak lagi jadi primadona bagi perusahaan multinasional untuk membangun markas di Asia Tenggara. Pasalnya, semakin banyak perusahaan yang melirik opsi lain, seperti Thailand dan Malaysia.

Bagi perusahaan Jepang, Singapura masih tetap menjadi pusat utama untuk markas regional Asia Tenggara. Namun, beberapa perusahaan seperti Sakata Inx, produsen tinta cetak, memilih mendirikan kantor pusat regionalnya di Malaysia pada Februari lalu.

Kantor pusat regional ini akan mengawasi bisnis di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India, Thailand, Vietnam, dan Indonesia, dengan operasi yang akan dimulai pada akhir 2024 atau awal 2025.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sakata Inx telah memiliki pasar di Asia Tenggara, tetapi belum mendirikan kantor regional di wilayah ini sampai sekarang. Kantor regional yang baru ini disebut akan memudahkan mereka untuk melayani pelanggan di negara-negara Asia.

Kantor pusat baru ini diharapkan dapat menambah 1 miliar hingga 2 miliar yen (Rp104,38 miliar hingga Rp208,76 miliar) untuk laba operasional berdasarkan rencana bisnis jangka menengah perusahaan hingga 2026.

Dikutip dari Asia Nikkei, faktor penentu pemilihan Malaysia sebagai perusahaan tersebut adalah insentif pajak.

Usulan anggaran fiskal 2024 Malaysia memperkenalkan insentif pajak “global service hub” untuk menempatkan kantor pusat regional di sana, termasuk tarif pajak penghasilan preferensial sebesar 5 persen hingga 10 persen hingga satu dekade.

Selain Malaysia, Thailand adalah kandidat utama lainnya untuk menarik markas regional perusahaan dunia. Negeri Gajah Putih sering dipilih umumnya terkait rencana untuk memperluas produksi dan penjualan.

Pada 2020, Nissin Foods Holdings memindahkan kantor pusatnya di Asia Tenggara dari Singapura ke Thailand. Pemerintah Thailand juga berupaya memikat perusahaan multinasional melalui insentif pajak.

Di antara perusahaan-perusahaan Jepang yang memiliki kantor pusat regional di Singapura, 31 persen telah merelokasi sebagian fungsi mereka ke negara lain atau sedang mempertimbangkan untuk melakukannya dalam sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Maret ini oleh Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang (JETRO).

Angka ini naik secara signifikan dari 7,4 persen pada survei tahun fiskal 2019.

Alih-alih memindahkan semua fungsi kantor pusat keluar dari Singapura, banyak perusahaan Jepang lebih memilih untuk merelokasi fungsi-fungsi tertentu, seperti penjualan atau perencanaan perusahaan.

Thailand adalah tujuan paling populer di antara responden yang telah atau sedang mempertimbangkan untuk memindahkan fungsi ke negara lain, dengan 19 perusahaan. Malaysia berada di urutan kedua, dengan lima perusahaan.

“Thailand memiliki konsentrasi lokasi produksi, dan ada aktivitas untuk merelokasi fungsi penjualan dari Singapura dan pasarnya yang kecil,” ujar Keisuke Asakura, wakil direktur pelaksana di kantor JETRO di Singapura.

Asakura mengatakan relokasi parsial ke Thailand diperkirakan akan semakin cepat untuk tujuan realokasi fungsi, daripada transfer penuh. Hal ini salah satunya karena peningkatan biaya sewa kantor dan biaya lainnya di Singapura.

Perusahaan-perusahaan Jepang tidak sendirian dalam mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang kenaikan biaya di Singapura. Dalam survei pada 2023 oleh Kamar Dagang Eropa di Singapura, 69 persen responden mengatakan mereka bersedia memindahkan beberapa personel dikarenakan peningkatan biaya operasional.

Meski demikian, Singapura masih memiliki keunggulan dalam hal lokasi, kemahiran bahasa, dan layanan keuangan. Oleh karena itu, negara ini tampaknya masih belum akan tergusur sebagai opsi utama sebagai kantor pusat regional.

[Gambas:Video CNN]

(lom/sfr)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *