Jakarta, CNN Indonesia —
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan akhirnya bersuara soal kasus korupsi timah yang menyeret suami Sandra Dewi, Harvey Moeis Cs dan disebut Kejaksaan Agung merugikan negara sampai dengan Rp271 triliun.
Menurut Luhut, kasus ini menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk lebih mendorong digitalisasi dalam semua sistem investasi, termasuk di sektor pertambangan.
“Kasus timah ini memang menjadi pembelajaran buat kita semua. Jujur kita mungkin agak terlambat mendigitalisasi hampir semua dengan SIMBARA,” ujarnya dalam unggahan instagram terbaru, Kamis (4/4).
Berdasarkan website Kementerian ESDM, SIMBARA adalah Sistem Informasi Mineral dan Batu bara yang diluncurkan dengan tujuan untuk meningkatkan tata kelola di sektor mineral dan batu bara. Sistem ini telah go live mulai September 2023 dan saat ini mengintegrasikan pengelolaan komoditas batu bara di dalam satu ekosistem.
Sistem SIMBARA ini menurut Luhut berhasil mengurangi korupsi di sektor batu bara dan berhasil menambah penerimaan negara. Karenanya, ia mendorong digitalisasi untuk komoditas timah juga dilakukan.
“Simbara ini memang sudah berhasil kita lakukan untuk batu bara, sehingga batu bara kita tahu persisi asalnya dari mana, jumlahnya berapa, grade dan statusnya kita tahu. Dengan begitu kita bisa menarik pajaknya dan menarik royaltinya dengan benar. Karena dia tidak bisa ekspor tanpa melakukan semua itu. Jadi itu semua dilakukan secara otomatis,” jelasnya.
Luhut mengungkapkan saat ini SIMBARA untuk timah tengah disiapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dengan demikian, pengawasan timah akan lebih mudah dilakukan.
“Sekarang ini saya sedang mengejar ESDM, supaya sistem di ESDM selesai. Untuk itu nanti kita akan masukkan ini segera, timah ke dalam sistem ini. Ketika timah masuk ke sistem ini kita bisa men-trace asalnya timah ini dari mana, dari tempat yang benar nggak? kalau tempat asalnya sudah benar, sudah bayar pajak belum? sudah bayar royalti belum?,” imbuhnya.
Apabila sistem digitalisasi timah berhasil dilakukan, Luhut yakin penerimaan negara dari sektor ini akan ikut bertambah seperti batu bara.
“Nah itu berdampak pada penerimaan negara. Karena seperti batu bara kalau saya tidak keliru hampir 40 persen naik penerimaan negara karena nggak bisa main-main lagi dan secara otomatis sistem ini juga bisa mem-block, dia tidak bisa ekspor kalau dia belum menyelesaikan kewajiban-kewajibannya,” ungkapnya.
Ia berharap SIMBARA timah bisa selesai pada Juni mendatang, sehingga korupsi di sektor timah tidak terjadi lagi. Tak hanya itu, digitalisasi juga didorong untuk sektor lain seperti nikel hingga kelapa sawit.
“Kita harap dalam dua bulan ke depan ini harus selesai, ESDM kalau sudah selesai ya kita mulai connect kan ke timah, nikel, kelapa sawit, hampir semua lah,” pungkas Luhut.
Korupsi mencoreng sektor pertambangan timah di Indonesia. Korupsi terjadi dalam tata niaga timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk 2015-2022.
Kasus tersebut melibatkan suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis hingga ‘crazy rich’ Helena Lim.
Kejaksaan Agung (Kejagung) bahkan sudah merilis 16 nama tersangka kasus korupsi beserta nama perusahaannya yang tercatat aktif melakukan produksi timah di Tanah Air.
Kejagung juga menyebut kerugian yang timbul imbas korupsi ini mencapai Rp271 triliun.
(ldy/agt)