Jakarta, CNN Indonesia —
Di balik panorama pantai menawan di Kampung Lasepang, Kecamatan Lamalaka, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, terukir kisah inspiratif Sudirman dan para pembudidaya rumput laut di kampung yang dikenal sebagai Kampung Pogo.
Berawal dari rasa ingin tahu, Sudirman menapaki jalan terjal budidaya rumput laut sejak 2003. Kini, bersama Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, mereka mengukir kesuksesan berkat sentuhan teknologi dan pendampingan dari BRI.
Sudirman merupakan Ketua Klaster Usaha Rumput Laut di wilayah Kampung Pogo. Meski menjalani jalan berliku, namun Sudirman bersama para anggota klaster kini semakin produktif. Semua cerita sukses itu tak lepas dari peran dan bantuan BRI melalui program KlasterkuHidupku.
“Awalnya ada beberapa orang di sini yang membudidaya rumput laut dan terlihat berhasil. Dari situ akhirnya saya mulai tertarik juga untuk ikut serta menjalankan usaha yang sama. Jadi saat itu saya ikut pergi melihat mereka bekerja, bagaimana cara memasang jangkar, memasang tali besar, tali kecil, sampai bikin bentangan. Di situ saya belajar hingga akhirnya bisa bikin sendiri,” ungkap Sudirman.
Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo ini sendiri baru berdiri sekitar 2019 lalu. Sudirman bercerita awalnya dia mendapatkan masukan dari penyuluh Dinas Perikanan yang datang ke kampungnya. Dinas Perikanan memberinya saran untuk membuat kelompok usaha guna membantu perekonomian warga sekitar.
“Mereka menyarankan untuk bikin kelompok dan saya dibantu. Di sini sendiri kan memang masyarakatnya ada yang nelayan dan ada yang budidaya rumput laut. Jadi dari Dinas Perikanan yang mencari dan akhirnya kelompok usaha ini terbentuk,” lanjutnya.
Sejak terbentuk hingga saat ini sudah ada 10 anggota klaster usaha yang tergabung. Mereka saling membantu satu sama lain dalam menjalankan operasional budidaya rumput laut sehari-hari.
“Misal kalau ada yang butuh alat, kalau mau budidaya rumput laut ini kan harus punya perahu. Kalau belum punya, kita bisa saling pinjam ke kelompok yang lain,” Tutur Sudirman.
Sudirman mengatakan, produk rumput laut yang dihasilkan dijual dalam kondisi sudah dikeringkan. Pembelinya biasanya akan datang ke lokasi untuk melakukan tawar-menawar langsung dengan pemilik. Jika harganya cocok, maka akan dijual.
Menurutnya, penghasilan setiap bulan dari usahanya ini tergantung cuaca. Jika cuaca sedang bersahabat dan normal, dalam 100 bentangan Sudirman cs bisa menghasilkan rumput laut hingga 400kg.
“Tapi kalau cuaca seperti sekarang ini mulai panas, kondisi rumput laut jadi agak kuning. Kalau warnanya kuning itu berarti pertumbuhannya agak lambat. Kalau banjir, dia juga rusak. Jadi tantangan usaha ini semuanya tergantung cuaca. Kalau harga jualnya sendiri rata-rata Rp16 ribu per kilogram, tapi harganya sendiri naik turun,” cerita Sudirman.
Semakin Produktif Berkat Bantuan BRI
Sudirman mengakui, sejak awal merintis, usaha budidaya rumput laut ini terbentur permasalahan modal. Ia mengaku banyak perlengkapan yang harus dimiliki oleh pembudidaya, seperti kapal, tali bentang, tali kecil, jangkar, dan lain-lain.
Namun semua itu teratasi berkat bantuan modal dari BRI berupa pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ia mengaku sudah mendapatkan KUR BRI sebesar Rp50 juta dan semuanya dimanfaatkan untuk menambah modal memajukan usaha budidaya rumput laut tersebut.
Selain itu, Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo ini juga mendapatkan bantuan dari program KlasterkuHidupku yang diinisiasi oleh BRI.
“Bantuan yang didapat itu alat-alat yang dibutuhkan anggota. Jadi ada tali bentangan nomor 4, tali paus no 1, dan 2 unit timbangan 150kg,” lanjutnya.
Ia mengaku bantuan yang didapat dari program KlasterkuHidupku sangat membantu produktivitas para anggota yang tergabung dalam Klaster Usaha Rumput Laut. Berkat bantuan tersebut, kelompok usahanya kini bisa semakin produktif.
“Terima kasih banyak atas bantuannya BRI, sekarang kami bisa semakin produktif lagi dalam melakukan budidaya rumput laut cottonik. Harapan ke depannya semoga kerja sama ini bisa terus berlangsung dan semoga usaha kami semakin dilancarkan ke depannya,” pungkas. Sudirman.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menambahkan, melalui Program Kalsterkuhidupku, BRI berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu para pelaku usaha. Bantuan yang diberikan tidak hanya terbatas pada modal usaha, tetapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program-program pemberdayaan lainnya.
“Kami juga mendorong produktivitas kelompok usaha dengan memberikan bantuan peralatan usaha atau sarana prasarana pendukung. Semoga, bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,” tutur Supari.
(ory)